HARIANRIAU.CO - Wanita penderita gagal ginjal kronik menghadapi banyak tantangan kesehatan, terutama ketika dirinya tengah mengandung. Salah satu risiko yang bisa dialami mereka adalah preeklamsia. Preeklamsia merupakan kondisi bayi di dalam kandungan ibu mengalami keracunan (keracunan kehamilan).
Gangguan yang biasanya muncul pada akhir kehamilan (setelah minggu ke-20) ini memiliki tanda awal adanya tekanan darah secara pelan-pelan akan naik. Sampai kehamilan trimester tiga sudah ditemukan tensi tinggi.
"Seorang ibu bisa mengalami preeklamsia ketika dirinya mengalami hipertensi tinggi," ungkap Dr. dr. Suskhan Dhusad, Sp.OG(K), saat ditemui di Jakarta, Rabu, 7 Maret 2018.
Tidak hanya itu, tanda lainnya yang menunjukkan ibu hamil mengalami kondisi ini adalah adanya proteinuria atau kebocoran protein dalam tubuh. Hal ini bisa ditandai dengan keluarnya busa dalam urine.
Selain itu, gejala ini juga ditandai dengan adanya pembengkakan pada kaki. Jika tidak ditangani dengan baik, preeklamsia ini bisa menyebabkan gangguan ginjal pada ibu yang hamil (komplikasi kehamilan).
Oleh karena itu, bagi wanita dengan penyakit ginjal, perencanaan kehamilan yang baik dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi selama kehamilan, baik risiko perburukan fungsi ginjal ibu maupun risiko terhadap janin, misalnya kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Jika bayi lahir dengan berat badan rendah, berisiko mengalami gangguan ginjal di kemudian hari.
sumber: VIVA
.jpeg)
