Tak Cuma Wanita, Pria juga Bisa Sedih Usai Bercinta

Tak Cuma Wanita, Pria juga Bisa Sedih Usai Bercinta
www.pixabay.com/PDPics

HARIANRIAU.CO - Perasaan murung setelah berhubungan seks ditemukan sering terjadi pada beberapa wanita, tapi sebuah studi baru mengungkap bahwa sensasi perasaan ini juga mungkin dialami para pria. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah Postcoital dysphoria (PCD). PCD dapat didefinisikan sebagai perasaan sedih, jengkel, cemas atau menangis setelah berhubungan seks dan tidak dikenali secara ilmiah juga mempengaruhi pria hingga saat ini.

Dilansir dari laman The Independent, dalam studi dunia pertama tersebut, para peneliti di Queensland University of Technology melakukan sebuah survei internasional yang melibatkan 1.208 pria dari Australia, Selandia Baru, Inggris, Amerika Serikat, Rusia, dan Jerman.

Studi yang dipublikasikan di Journal of Sex & Marital Therapy tersebut kemudian menemukan bahwa 41 persen dari partisipan pernah mengalami PCD empat minggu sebelum dilakukannya survei.

Rekan peneliti Joel Maczkowiack mengatakan, empat persen di antaranya melaporkan mengalami PCD cukup rutin.

Perasaan setelah bercinta yang dilaporkan oleh penderita PCD mulai dari 'Aku tidak ingin disentuh dan ingin sendiri', hingga 'Saya merasa tidak puas, jengkel, dan sangat gelisah. Yang saya inginkan hanyalah pergi dan mengalihkan pikiran saya dari apapun yang sudah saya lakukan'.

Maczkowiack mengatakan, beberapa juga melaporkan perasaan 'tidak ada emosi dan kosong' yang amat sangat berbeda dari para pria yang mengalami perasaan positif pascabercinta seperti kepuasaan dan kedekatan dengan pasangannya.

Rekan peneliti lain Profesor Robert Schweitzer menambahkan, temuan ini merujuk kepada kompleksitas yang tidak tereksplorasi terkait dengan pengalaman seksual pria.

"Tiga fase pertama dari siklus respons seksual manusia, kesenangan, masa stabil, dan orgasme, telah menjadi fokus dari sebagian besar penelitian hingga hari ini. Pengalaman dari fase resolusi tetap menjadi sebuah misteri kecil dan karenanya sangat sedikit dipahami," ujar Schweitzer.

PCD memang cukup sering terjadi pada wanita, tapi pada pria yang ada dalam studi ini masih belum dipahami dengan baik. Schweitzer mengatakan, para peneliti masih berspekulasi bahwa penyebabnya multifaktoral, meliputi baik faktor biologis maupun psikologis.

"Jika kita ingin meramalkan kemungkinan dari apa yang kita ketahui mengenai PCD pada wanita, kami akan mengajukan model biopsikososial, karena nampaknya ada beberapa faktor yang meliputi kerentanan genetik, kemungkinan faktor hormonal, dan secara potensial faktor psikologis yang masih belum kami pahami saat ini," imbuhnya.

Maczkowiack menambahkan bahwa PCD bisa memiliki efek buruk pada kepuasaan pasangan pada keseluruhan hubungannya, mengingat bahwa ciuman dan pelukan usia aktivitas seksual diketahui bisa meningkatkan ikatan pasangan dan mendorong keintiman.

Halaman :

Berita Lainnya

Index