Sepuluh Tangisan yang Perlu Direnungkan

Sepuluh Tangisan yang Perlu Direnungkan
Ilustrasi/Int

HARIANRIAU.CO - Tangisan tak selalu identik dengan air mata. Jatuhnya air mata tak selalu bermakna tangisan. Lalu apa makna tangisan? Lihatlah definisi tepatnya dalam kamus. Lalu sesuaikan dengan apa yang kita lihat dalam alam nyata. Bukankah kita temukan orang tertawa bahagia melewati batas kewajaran yang sampai meneteskan air mata? Apakah itu juga termasuk tangisan?

Bukan pertanyaan itu yang akan saya bahas dalam status ini. Saya ingin menyampaikan dawuh orang alim yang dawuhnya banyak dijadikan rujukan. Beliau adalah Syekh Sufyan al-Tsawri yang berkata: "Tangisan itu ada 10 bagian. Satu bagian adalah tangisan karena Allah, sembilan tangisan adalah tangisan karena selain Allah. Sekali saja tangisan karena Allah terjadi dalam setahun, itu sudah terbilang banyak."

Kalimat di atas bermakna bahwa jarang sekali orang itu menangis karena Allah. Yang banyak adalah tangisan karena selain Allah, seperti karena pekerjaan, hubungan cinta dan persahabatan, karena harta dan lain sebagainya.

Menangis karena Allah dan menangis untuk Allah akan menghapus luka di hati dan menyiram hati dengan kesejukan dan kedamaian. Namun tak banyak yang menyadari ini karena kebanyakan manusia menggantungkan dirinya pada kalkulasi pikirannya sendiri dan berharap bantuan kepada sesama manusia.

Cobalah jatuhkan diri di haribaan Allah, lalu menangislah bagai tangisan bayi yang mengharap air susu dari ibunya. Sang ibu akan datang dengan penuh kasih sayang. Bayipun disusui sampai kenyang dan ceria kembali. Menangislah untuk Allah dan karena Allah.

Halaman :

#Khazanah

Index

Berita Lainnya

Index