Wasiat Nabi SAW: Iringi Keburukan dengan Kebaikan

Wasiat Nabi SAW: Iringi Keburukan dengan Kebaikan
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Pernahkah mendengar istilah Jawamiul Kalim? Istilah ini memiliki makna: bahasa yang singkat, namun memiliki makna yang luas dan sangat mendalam.

Hal inilah yang sering dijumpai dalam sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Berikut ini merupakan salah satu hadis yang Jawamiul Kalim,

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu anhuma, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda, Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia. (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadis Hasan Sahih).

Hadis di atas mengandung tiga wasiat Nabi yang sangat penting. Yakni wasiat tentang hubungan secara vertikal manusia kepada Allah (habluminallah) dan hubungan secara horizontal sesama manusia (habluminannas).

1. Perintah bertakwa kepada Allah dimanapun berada

Takwa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengenal tempat. Bertakwalah di mana pun berada, baik saat sunyi sendirian terlebih lagi ketika berada di tengah keramaian. Inilah sebenar-benarnya takwa dan merupakan takwa yang paling berat.

Imam Syafii rahimahullah berkata:

Perkara yang paling berat itu ada 3, dermawan saat memiliki sedikit harta, meninggalkan hal yang haram saat sendirian dan mengatakan kebenaran saat berada di dekat orang yang diharapkan kebaikannya atau ditakuti kejahatannya (Jami Ulum wa Hikam 2/18).

Dalam kesendirian atau ketika menyepi tanpa ada seorang pun yang mengetahui, maka dorongan untuk berbuat maksiat akan semakin besar. Namun apabila ia benar-benar bertakwa kepada Allah, maka hal demikin tidak akan terjadi. Karena ia sadar betul bahwa Allah senantiasa mengawasinya setiap saat.

Misalnya yaitu orang yang sedang berpuasa. Ketika berada di tengah keramaian, ia menahan diri, mengaku berpuasa dan berakting seolah sedang berpuasa. Namun ketika sedang sendiri, ia diam-diam berpuka puasa. Hal ini tidak akan terjadi jika memiliki rasa takut kepada Allah.

2. Tidak menunda melakukan amal saleh

Dalam hadis tersebut Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berwasiat agar bersegera melakukan kebaikan tatkala terjerumus dalam keburukan. Jangan beranggapan jika sudah terciprat, maka tercebur sekalian saja biar basah. Ini merupakan anggapan yang sangat keliru. Bahkan hadits ini menjelaskan perintah untuk segera bertaubat kepada Allah. Karena taubat merupakan amal shalih yang paling mulia dan harus disegerakan pengerjaannya.

Allah Taala berfirman,

Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung. (QS. An-Nur: 31)

Hadis di atas juga menjelaskan bahwa dosa atas perbuatan buruk kita dapat terhapus dengan melakukan perbuatan baik. Namun dosa yang terhapus hanyalah dosa-dosa kecil saja, karena dosa besar hanya terhapus jika pelakunya benar-benar telah bertaubat atau taubat nasuha.

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

Salat lima waktu, dari Jumat ke Jumat selanjutnya, serta Ramadan ke Ramadan adalah sebagai penghapus dosa di antara waktu itu, selama menjauhi dosa-dosa besar. (HR. Muslim No. 233).

Karena hanya dosa kecil saja yang terhapuskan oleh perbuatan baik, maka ketika seseorang terjerumus dalam dosa dan maksiat wajib baginya untuk segera bertaubat, melakukan amal shalih dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut.

3. Memiliki akhlak mulia

Wasiat yang terakhir yaitu perintah untuk memiliki akhlak yang mulia dalam hubungan sesama manusia. Contoh yang paling mudah dalam berakhlak mulia yaitu senyuman yang diiringi wajah yang berseri ketika bertemu dengan orang lain dan bertegur sapa.

Oleh karenanya Rasulullah mengkaitkan antara akhlak mulia dengan iman yang sempurna. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya. (HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata: Hadits Shahih).

Bahkan dalam hadis yang lain disebutkan bahwa pada hari kiamat orang yang paling dekat dengan Rasulullah yaitu yang paling bagus akhlaknya. Tidak hanya itu, dengan memiliki akhlak mulia, maka akan dicintai oleh manusia yang lainnya terlebih Rasulullah.

Sebagai penutup dan nasihat untuk diri sendiri, maka jagalah tiga wasiat yang berharga ini. Wasiat yang di dalamnya terdapat hablumminallah dan hablumminannas. Sehingga kita dapat menjadi insan yang dicintai oleh Allah, Rasulullah dan manusia sekalian.

Halaman :

#Khazanah

Index

Berita Lainnya

Index