Kisah Penggembala yang Jujur

Kisah Penggembala yang Jujur

HARIANRIAU.CO - Kalimat "Fa-ainallah" telah membebaskan Anda dari perbudakan di dunia. Semoga dengan kalimat itu juga Anda terbebas dari siksa neraka di akhirat kelak!" Jujur adalah berkata dan bertindak apa adanya. Terkesan sederhana, tapi sulit sekali dilakukan.

Apalagi, kalau dengan kejujuran itu, ia harus mengorbankan dirinya. Padahal, dengan kejujuran seseorang akan mendapatkan manfaat. bahkan, kisah berikut ini menunjukkan betapa kejujuran itu mampu membebaskan dia dari perbudakan.

Adalah Abdullah bin Dinar, seorang ajudan Khalifah Umar bin Khattab, pernah berkisah pengalamannya dalam perjalanan bersama Sang Khalifah. Ketika itu, Khalifah hendak menuju kota Mekkah dari Madinah.

Di tengah perjalanan, mereka berjumpa dengan seorang penggembala yang sedang pulang bersama ratusan kambing penggembalaannya.

Melihat kambing-kambing yang gemuk dan bersih itu, Sang Khalifah pun tertarik. Beliau ingin menguji sejauhmana tanggungjawab dan kejujuran si penggembala tadi. Maka, terjadilah antara keduanya dialog sebagai berikut:

Khalifah: "Sungguh saya amat tertarik pada kambing-kambingmu yang gemuk dan bersih ini. Bolehkan saya membeli seekor daripadanya?"

Penggembala: "Maaf, Tuan, saya hanya seorang budak. Kambing-kambing ini milik majikan saya yang berada di seberang padang pasir sana!"

Khalifah: "Yah, kambing ini 'kan jumlahnya cukup banyak. Seandainya kurang seekor saja, majikanmu mana tahu? Katakan saja padanya, yang seekor telah hilang atau diterkam serigala!"

Penggembala: "Bisa saja, Tuan, Saya berdusta kepada majikan saya. Namun "fa-ainallah" (di mana Allah)?"

Mendengar jawaban "fa-ainallah" yang spontan keluar dari mulut penggembala tadi, Sang Khalifah tertegun, kagum. Khalifah mafhum bahwa penggembala yang berada di hadapannya bukanlah sembarangan penggembala.

Di tentu seorang budak yang berhati suci, memiliki aqidah dan keimanan yang begitu dalam kepada Allah swt. Maka, sang Khalifah pun meminta penggembala untuk dipertemukan dengan majikannya.

Ia ingin membebaskan penggembala itu dari statusnya sebagai budak. Begitu berjumpa dengan majikan si penggembala tadi, Khalifah pun mengutarakan maksudnya. Ia bersedia membayar berapa saja yang diminta untuk membebaskan penggembala tadi dari perbudakan.

Akhirnya, penggembala yang budak itupun menjadi merdeka. Dengan rasa gembira bercampur haru, Halifah pun bertutur sambil mendoakan: "Kalimah "fa-ainallah" telah membebaskan Anda dari perbudakan di dunia. Semoga dengan kalimat itu juga Anda terbebas dari siksa neraka di akhirat kelak!"

Demikian sebuah kisah mengharukan bagaimana seorang yang jujur itu mampu membebaskan dirinya dari perbudakan.

Kisah ini juga menunjukkan kepada kita betapa kejujuran itu sesungguhnya tidak harus menjadi hak-hak orang tertentu.

Seorang yang rendah sekalipun, seperti budak, masih memiliki kejujuran. Karena itu, hargai dan hormati orang kecil. Sebab, di balik penampakannya yang terlihat kecil itu, kadang menyimpan sebuah permata kejujuran yang jauh lebih kuat dibandingkan orang besar.

Halaman :

#Khazanah

Index

Berita Lainnya

Index