HARIANRIAU.CO - Salah satu black box milik Lion Air PK-LQP JT-610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang telah ditemukan. Kini, masyarakat hanya tinggal menunggu kinerja Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengungkap penyebab pesawat nahas itu jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10) lalu.
Black box pada pesawat sejatinya terdiri dari dua bagian, satu berisi Flight Data Recorder (FDR) dan satu lagi berisi Cockpit Voice Recorder (CVR). Saat ini, black box yang ditemukan hanya berisi FDR saja dan masih masuk tahap pengeringan yang memakan waktu paling cepat 2 x 24 jam.
Sebelum dikeringkan, black box tersebut harus dicuci terlebih dahulu menggunakan air tawar. Baru kemudian dikeringkan dan siap untuk masuk tahap recovery untuk diunduh datanya.
"Tapi kita coba lebih cepat. Mudah-mudahan bisa cepat kering karena kita pengeringann ya menggunakan alat," kata Investigator KNKT Ony Suryo Wibowo di Gedung KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (2/11) dikutip harianriau dari laman kumparan.
Untuk proses pengunduhan data FDR sebenarnya tidak memerlukan waktu lama. Menurut Ony, data selama 25 jam penerbangan itu bisa diunduh hanya dalam waktu dua jam saja.
Kondisi Black Box yang ditemukan. (Foto:Iqbal Firdaus/kumparan)
Namun, yang paling sulit, tentu saja membaca dan menginvestigasi data yang terekam dalam FDR tersebut. Dari data itu, Ony mengaku diberi waktu maksimal 1 tahun untuk memastikan penyebab jatuhnya pesawat.
Meski demikian, sebenarnya publik tidak perlu benar-benar menanti terlalu lama. Sebab, menurut Ony, KNKT diberikan waktu satu bulan untuk menerbitkan laporan awal atau prelimennary report terkait kecelakaan nahas tersebut.
Dalam meneliti data Crash Surviveable Memory Unit (SCMU) di FDR, KNKT tidak akan bekerja sendiri. Mereka akan menggandeng National Transportation Safety Board (NTSB) dari Amerika Serikat dan Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) dari Singapura.
.jpeg)
