Harapan Keluarga Jorry, Korban Lion Air, untuk Dunia Penerbangan

Harapan Keluarga Jorry, Korban Lion Air, untuk Dunia Penerbangan
Orang tua Jorry tiba di rumah duka RS Cikini, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Efira Tamara/kumparan)

HARIANRIAU.CO - Kehilangan putranya, Hizkia Jorry Saroinsong (23), dalam jatuhnya Lion Air JT-610 memberikan luka yang mendalam bagi Johan Harry (57). Johan kini hanya bisa berharap pengawasan transportasi udara ditingkatkan agar tak terulang kejadian Lion Air tersebut.

"Pengen masalah pengawasan ya, mungkin kan seharusnya, teknologi canggih juga tidak menjamin," jelas Johan ketika di rumah duka RS Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11) dikutip harianriau dari laman kumparan.

Johan yang merupakan seorang lawyer sempat berdiskusi dengan beberapa temannya. Mereka mempertanyakan dari keadaan Boeing 737-MAX milik Lion Air.

"Ya mungkin kita akan lakukan tindakan-tindakan terbaiklah," jelasnya.

Hizkia Jorry, korban lion air JT-610

Suasana rumah duka Hizkia Jorry di RS Cikini, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Efira Tamara/kumparan)

Hizkia Jorry tercatat sebagai mahasiswa FISIP UI. Hingga saat ini, Johan mengaku masih terbayang akan sosok putra bungsunya. Dia mengaku merupakan orang yang tegar, namun tak kuasa menahan tangis saat memikirkan anaknya.

"2 hari pertama, saya kan orangnya cukup tegar ya. Saya nangis. Lagi mandi saja saya berlimang air mata. Baca-baca tulisannya di blognya luar biasa nangis," ungkapnya.

Ilustrasi Lion Air

Ilustrasi Lion Air. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)

Jorry terbang menggunakan Lion Air JT-610 dari Jakarta ke Pangkalpinang pada Senin (29/10) pagi untuk menjalani dinas dari kantornya. Namun nahas, pesawat yang ditumpangi Jorry terjatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Jorry berhasil diidentifikasi tim DVI RS Polri pada Jumat (2/11).

Halaman :

#Korban Lion Air

Index

Berita Lainnya

Index