Kisah Pelacur Dan Pembunuh Berantai Yang Masuk Surga

Kisah Pelacur Dan Pembunuh Berantai Yang Masuk Surga
Ilustrasi/Int

HARIANRIAU.CO - Sesungguhnya surga itu milik Allah dan hanya Allah yang berhak menentukan seseorang berhak atau tidaknya masuk surga. Di sisi lain Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.

Selama seseorang masih hidup dan berkeinginan untuk bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah, maka pintu ampunan masih dibukakan selebar-lebarnya. Jika dosanya sebesar gunung yang beranak, maka ampunan Allah sebesar dan sedalam lautan.

Dua kisah orang ini akan mencerminkan bahwa Allah itu adalah Maha Pengampun dan setiap orang bisa masuk surga asalkan memiliki kesungguhan untuk bertaubat dan siap melaksanakan segala perintah-Nya.

Seorang pelacur masuk surga

Rasulullah SAW pernah menjelaskan kepada umatnya bahwa orang yang masuk surga bukan semata-mata karena ibadahnya, melainkan karena ketulusan cintanya kepada Allah. Rasullullah pernah bercerita kepada para sahabat bahwa ada seorang pelacur yang masuk surga.

Pada suatu hari di musim kemarau yang amat kering, ada seorang wanita keturunan Bani Israil yang semasa hidupnya menjajakan tubuhnya. Dia melarikan diri dari tuannya dan berkeinginan untuk kembali ke jalan Allah.

Dia berlari menyusuri padang pasir yang luas tanpa membawa air. Dia amat kehausan dan bergegas mencari sumber mata air, sampai ia berhasil menemukan sumur. Namun ada seekor anjing yang sama-sama kehausan menghampirinya dengan lidah terengah-rengah.

Merasa iba dengan anjing itu, si wanita pelacur itu kemudian melepas alas kaki sepatunya dan kerudungnya. Dengan kerudung dan alas kaki sepatunya itu, ia gunakan untuk menimba air dari sumur. Kemudian ia memberikan air minum itu kepada anjing yang kehausan tadi.

Sementara itu, si pelacur belum minum sama sekali dan langsung meninggal ketika itu karena sudah kehabisan tenaga. Pelacur itu pun dimasukan ke dalam surga oleh Allah.

Seperti diriwayatkan dalam sebuah hadis Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan.” Lalu dilepas sepatunya lalu diikatkan dengan kerudungnya  lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum.”

Seorang pria pembunuh 100 nyawa

Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinan al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda”

“Dahulu sebelum kalian ada seorang (dari bani Israil) yang telah membunuh 99 jiwa. Kemudian ia bertanya siapa yang paling tahu tentang agama yang ada di dunia ini. Lalu ditunjukkan kepadanya seorang rahib (ahli ibadah). Ia pun mendatanginya dan menjelaskan, bahwa dirinya telah membunuh 99 jiwa, apakah ada kesempatan untuk taubat bagi dirinya? Rahib itu menjawab, “Tidak.”” Akhirnya ia membunuh rahib itu sekalian, sehingga lengkaplah seratus jiwa yang telah melayang di tangannya.”

Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling tahu agama yang ada di dunia ini. Lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang alim (berilmu). Orang itu bercerita, bahwasanya ia telah menebas 100 jiwa, apakah masih ada kesempatan bertaubat baginya? Seorang alim itu menjawab, “Ya, ada, siapa yang menghalangi dirimu untuk bertaubat? Pergilah engkau ke kampung ini, karena sesungguhya di sana ada sekelompok manusia yang beribadah hanya kepada Allah semata, beribadahlah kepada Allah bersama mereka, dan janganlah engkau kembali ke kampungmu yang dulu, karena kampung itu adalah kampung yang buruk.”

Lalu ia pun pergi merantau meninggalkan kampung halamannya. Tatkala sampai di tengah perjalanan, ternyata kematian datang menjemputnya. Kemudian malaikat rahmat dan malaikat azab berseteru tentang status orang ini. Malaikat rahmat berkata: “Dia datang dalam keadaan bertaubat kepada Allah seraya menghadapkan hatinya kepada-Nya.” Malaikat azab berkata: “Sesungguhnya ia belum pernah mengerjakan kebaikan sama sekali.”

Kemudian datanglah malaikat yang berwujud manusia, lalu ia dijadikan sebagai hakim (pemutus perkara) di antara mereka berdua. Malaikat yang berwujud manusia itu berkata: “Ukurlah jarak antara dua kampung tersebut. Ke arah mana ia lebih dekat, maka berarti ia lebih berhak di masukkan ke sana.” Lalu mereka mengukurnya dan mendapati orang itu lebih dekat kepada kampung tujuan.

Akhirnya ia dibawa oleh malaikat rahmat. (muttafaq ‘alahi) Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Maka ia lebih dekat sejengkal dengan kampung yang baik itu, dan ia pun digolongkan ke dalam penduduknya.”

Halaman :

#Khazanah

Index

Berita Lainnya

Index