Kisah Mualaf, Penunggang Harley Davidson Tobat Berkat Keajaiban Salat

Kisah Mualaf, Penunggang Harley Davidson Tobat Berkat Keajaiban Salat
Ilustrasi Mualaf Penggemar Moge Harley Davidson (Foto: Visordown)

HARIANRIAU.CO - Seorang mualaf yang dulu akrab dengan motor gede (moge) Harley Davidson asal Amerika Serikat bernama Sam mulai rehat dari rutinitas yang ia jalani sehari-hari di jalanan. Kini dia memilih menikmati pemandangan indah di Denver, Colorado, Amerika Serikat, bersama temannya, Ediie Redzovic.

Sesekali dia masih berjibaku dengan jalanan, tapi bukan lagi sebagai penunggang moge Harley Davidson, melainkan sebagai sopir truk, untuk menyambung hidup.

Dilansir dari Aboutislam.net, Senin (11/11/19) dua orang lelaki tersebut berbagi cerita mengenai banyak hal tentang kehidupan, motor Harley Davidson, kesukaan mereka masing-masing, hingga kepercayaan yang mereka yakini dalam hidup.

Sam mulai bercerita tentang perjalanannya menjadi seorang mualaf. Hal ini diawali saat Sam baru saja pulih dari kecelakaan sepeda motor yang ia alami di Dallas, Amerika Serikat. Saat proses pemulihan, Sam mulai berfikir dan bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang ia tuju dikehidupan yang sedang ia jalani saat ini.

Dia kemudian mencari kepercayaan lain dan merasa tertarik dengan islam. Ketika seseorang bertanya mengenai apa yang membuat Sam tertarik pada Islam dan akhirnya mualaf, ia akan menjawab “Logika tentang salat lima waktu dalam sehari, dengan tujuan menjaga kontak dengan Tuhan.”

Kata-kata yang Sam lontarkan kemudian membuat Eddie tertarik dan menekankan fakta penting bahwa islam tidak memiliki lokasi geografis tertentu, para pemeluk agama islam bertebaran di mana-mana di berbagai belahan dunia.

Sam kemudian bercerita bahwa keputusannya menjadi seorang mualaf semakin bulat di tahun 1987. Pasca tragedi 9/11 di WTC, Sam fokus memberi dukungan kepada umat muslim yang acapkali menjadi korban Islamophobia.

Dia juga berdakwah kepada sesama mualaf dan umat muslim lainnya, terutama di momentum masa liburan dan bulan Ramadan.

alam kesempatan ini Sam juga berbagi cerita mengenai kehidupannya sebelum ia memutuskan menjadi mualaf. Dulunya Sam adalah seorang Disk Jockey (DJ) dan pengendara motor gede. Namun terkadang musik juga membuatnya tidak tenang dan temperamental. Hingga akhirnya ia meninggalkan dunia DJ dan beralih menjadi sopir truk.

Sebagai sopir truk, Sam juga merasakan bagaimana indahnya persaudaraan dalam islam yang sebelumnya belum pernah dia temukan di tempat lain. Ketika ia merasa kesepian di perjalanan, rasa itu akan berakhir disaat ia bertemu dengan umat muslim lainnya. 

Sam menyatakan ketika seorang Muslim lain melihatnya sedang atau setelah melakukan wudu, ia selalu mendapatkan salam, pelukan, senyum dan bahkan makanan dari saudara sesama muslim.

sumber: okezone.com

Halaman :

#Khazanah

Index

Berita Lainnya

Index