Wanita Ini Hanya BAB Dua Bulan Sekali, Kenpa?

Wanita Ini Hanya BAB Dua Bulan Sekali, Kenpa?
Ilustrasi tidak rutin buang air besar bisa menyebabkan masalah pencernaan. (Shutterstock)

HARIANRIAU.CO - Seorang wanita 34 tahun asal Essex, Inggris mengalami kondisi langka yang membuatnya hanya buang air besar (BAB) sekali dalam dua bulan. Wanita bernama Anna Cowling mengalami masalah pencernaan yang membuat perutnya merasa kembung terus.

Masalah pencernaan itulah yang membuat Anna Cowling kesusahan buang air besar sejak mmasa muda, usia 18 tahun.

Anna Cowling sudah mengalami gejala ini sejak 3 tahun lalu. Saat itu petugas medis berusaha mencari tahu penyebabnya dan menemukan diagnosis yang tepat.

Lalu, Anna Cowling pun didiagnosis menderita gastroparesis pada 2017 silam. Penyakit ini membuat perutnya membutuhkan waktu berjam-jam lebih lama dari biasanya untuk mencerna makanan dan obat.

"Sejak mudah, saya selalu memiliki masalah pencernaan. Saya hanya buang air besar seminggu sekali tapi kondisinya semakin memburuk. Saat saya berusia 18 tahun, saya hanya buang air besar dua minggu sekali," ujar Anna Cowling dikutip dari Mirror.

Akibat kondisi itu, Anna Cowling sampai mengonsumsi obat pencahar untuk membantu proses BAB. Namun, obat itu tetap saja tidak bekerja pada tubuhnya. Ia merasa obatnya terus berada di dalam perutnya selama 8 hingga 10 jam.

"Obat ini sudah sampai ke usus, tapi usus saya tidak mengambil nutrisi sesuai fungsinya karena disebabkan oleh maasalah otot. Kandung kemihku juga harus bekerja lebih keras untuk buang air kecil. Bahkan terkadang aku tidak buang air kecil seharian," katanya.

Sementara itu, Anna Cowling juga selalu merasa mual-mual setiap kali makan dan minum sesuatu. Saat itu, Anna mengaku ahli bedah tidak ada yang berani melakukan operasi besar.

Orang dengan EDS juga berisiko tinggi mengalami komplikasi jika dianestesi selama operasi. Karena, penderita EDS akan mengalami pendarahan lebih lama dari yang lain. Kondisi ini membuat pasien lebih sulit disembuhkan.

"Mereka tidak akan melakukan operasi karena terlalu berisiko. Saya juga punya masalah dengan tenggorokan dan itu menghalangi beberapa saluran udara saya," katanya.

Akhirnya, Anna terpaksa berhenti dari pekerjaannnya di Met Police. Karena, Anna tidak bisa melakukan latihan fisik apapun dengan kondisi detak jantungnya yang beristirahat antara 35 dan 40bpm dibandingkan dengan rata-rata 60 hingga 100. Kondisi ini menyebabkan Anna sering mengalami nyeri dada setiap hari.

Setelah sembuh, Anna juga masih perlu melakukan tindakan untuk meningkatkan kesehatannya, salah satunya menggunakan alat pacu jantung yang membantu lambung mempercepat pengosongan perutnya.

Tetapi, Anna harus mengumpulkan dana besar untuk melakukan pengobatan tersebut. Tindakan ini pun bisa dilakukan di Rumah Sakit Broomfield. Selain itu, Anna juga bisa melakukan terapi akupuntur yang melibatkan satu atau dua sesi mingguan di London.

sumber: himedik.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index