Seorang Pria Alami Patah Penis Vertikal Akibat Hubungan Seks, Perama di Dunia

Seorang Pria Alami Patah Penis Vertikal Akibat Hubungan Seks, Perama di Dunia
ilustrasi

Mengutip keterangan pasien, dokter mengatakan tidak ada suara apa pun terdengar saat seperti terjadi saat patah tulang horisontal. Namun penis pasien secara bertahap membengkak akibat cedera.

Enam bulan setelah perawatan, dokter mengatakan pria itu masih bisa ereksi dengan kualitas sama seperti sebelum cedera. Tidak ada lengkungan penis yang bertahan lama, atau jaringan parut yang teraba.

Para ahli urologi mengatakan 88,5 persen patah penis terjadi saat berhubungan seks. Studi 20 tahun lalu menemukan doggy style dan man on top adalah posisi paling sering disalahkan.

Pria berusia 40 tahun paling mungkin mengalami patah penis. Catatan medis menyebutkan 71 persen kasus dialami pria berusia 40 tahun.

Asosiasi Ahli Bedah Urologi Inggris merekomendasikan operasi pada penis retak dalam 24 jam untuk mengurangi risiko jangka panjang, seperti disfungsi ereksi.

Retak penis terjadi ketika pelengkap mengalami trauma benda tajam dan tumpul, yang dapat terjadi selama hubungan seks yang kuat atau masturbasi.

Sejak 1924, 1.600 kasus retak penis di seluruh dunia, atau 16 kasus per tahun. Peneliti mencatat dalam 50 persen kasus, suara retak mengerikan dapat terdengar. Empar dari lima korban kehilangan ereksi.

Mereka yang mengalami trauma karena penis patah seringkali mengalami disfungsi ereksi dan seks menyakitkan seumur hidup. Darah mengalir ke corpora cavernosa sepanjang penis, dan membuatnya sulit saat ereksi. (reqnews.com)

Halaman :

Berita Lainnya

Index