Mapolrestabes Surabaya Dibom, Bukti Deradikalisasi Gagal Total, Teroris Makin Marak!

Mapolrestabes Surabaya Dibom, Bukti Deradikalisasi Gagal Total, Teroris Makin Marak!
Mapolrestabes Surabaya dibom

HARIANRIAU.CO - Hari ini, Surabaya kembali diserang bom bunuh diri. Kali ini Mapolrestabes Surabaya dibom setelah sebelumnya tiga gereja, Minggu (13/4/2018) kemarin.

Aksi serangan bom bunuh diri itu sendiri terjadi tepat di gerbang Mapolrestabes Surabaya sekitar pukul 08.50 WIB, Senin (15/5/2018).

Aksi teror tersebut, merupakan buntut kerusuhan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Demikian diungkap Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane menanggapi rentetan serangan bom beruntun di Kota Pahlawan itu.

Polrestabes Surabaya dibom hari ini

Polrestabes Surabaya dibom pagi ini. Begini kondisinya

Neta lantas menyoroti program deradikalisasi yang digalang pemerintah.

Menurutnya, apa yang terjadi di Surabaya menunjukkan bahwa proses deradikalisasi tersebut gagal total.

“Kasus aksi teroris yang beruntun ini menunjukkan bahwa program deradikalisasi yang digalang pemerintah gagal total,” tegas Neta, Senin (14/5/2018).

Menurut Neta, program yang digembor-gemborkan pemerintah akan memutuskan mata rantai teroris itu dinilai malah membuat jaringan baru teroris bermunculan.

Barang bukti enam bom pipa aktif yang diamankan dari rumah terduga teroris di Dusun Urang Agung Jedong, Sidoarjo, Senin (13/5/2018)

“Jaringan baru teroris bermunculan dan jaringan yang tertidur bangun lagi,” hematnya.

Karena itu, ia menyarankan agar pemerintah segera mengevaluasi terkait kondisi serta situasai keamanan.

“Banyak hal (yang harus dievaluasi), agar situasi keamanan di negeri ini kembali kondusif, terutama saat Ramadhan, idul Fitri dan pelaksanaan pilkada serentak,” tutup Neta.

Untuk diketahui, Mapolrestabes Surabaya diserang aksi bom bunuh diri tepat di gerbang di Jakan Sikatan, Krembangan, Surabaya Timur itu.

Sang pelaku, diidentifikasi mengendari dua motor dengan dua bom yang meledak nyaris bersamaan.

Akibat bom bunuh diri tersebut, dikabarkan ada korban dari anggota polisi yakni dari anggota Sabhara Polrestabes Surabaya.

Di waktu yang bersamaan, Tim Densus 88 Antiteror juga melakukan penyergapan terhadap terduga teroris di Sidoarjo.

Keluarga pelaku bom Surabaya

Keluarga pelaku bom Surabaya

Tepatnya di komplek Perumahan Puri Maharani Blok A4/11, Desa Masangan Wetan, Sukodono, Sidoarjo.

Dalam penyergapan itu, lima orang diamankan dan satu terduga teroris dikabarkan tewas.

Selain itu, didapati juga barang bukti enam bom pipa aktif.

Sebelumnya, Surabaya diguncang tiga serangan bom bunuh diri di tiga gereja berbeda di waktu tak terpaut jauh.

Para pelaku, diidentifikasi sebagai satu keluarga, yakni Dita Oepriarto dan Puji Kuswati, serta empat anaknya, Fadil (18), Firman Halim (16), Fadilah Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).

Untuk Fadil dan Firman Halim, melakukan bom bunuh diri di Gereja Jalan Ngagel Madya itu meledak pada pukul 06.30 WIB dan menjadi aksi pertama.
Suasana saat polisi melakukan penggeledahan di rumah pelaku bom Surabaya, Minggu (13/5/2018)

Suasana saat polisi melakukan penggeledahan di rumah pelaku bom Surabaya, Minggu (13/5/2018)

Sedangkan Puji Kuswati bersama dua putrinya, melakukan bom bunuh diri di GKI Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB.

Sementara Dita Oepriarto, melakukan penyerangan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna pada pukul 07.53 WIB.

Lalu, sekitar pukul 20.30 WIB, sebuah bon juga meledak di sebuah unit rusunawa Wonocolo, Jalan Sepanjang, Taman, Sidoarjo.

Dalam peristiwa yang terjadi di sebuah unit di Lantai 5 Blobk B tersebut, pelaku atas nama Anton terpaksa ditembak mati karena memegang switching peledak.

Sedangkan istri dan satu anaknya diketahui meninggal lebih dulu akibat bom rakitannya sendiri.

Sementara dua anaknya yang masih kecil dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Halaman :

##BomBunuhDiri

Index

Berita Lainnya

Index