Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Masih Keluarga Bom Geraja, Sama-sama Brutal, Paksa Anak Bunuh Diri!

Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Masih Keluarga Bom Geraja, Sama-sama Brutal, Paksa Anak Bunuh Diri!

HARIANRIAU.CO - Pelaku bom Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/3/2018) dengan pelaku bom gereja, Minggu (13/4/2018) ternyata masih memiliki hubungan keluarga.

Hal itu didapat berdasarkan hasil identifikasi polisi atas jenasah pelaku pengeboman di depan gerbang Mapolrestabes Surabaya pada pukul 08.50 WIB.

Diketahui, jumlah pelaku dalam aksi bom bunuh diri itu berjumlah lima orang dan masih memiliki hubungan keluarga.

Salah satu pelaku berinisial TM. Dia tercatat sebagai warga Krukah, Surabaya.

Keluarga pelaku bom Surabaya

Keluarga pelaku bom Surabaya

TM terindikasi punya keterkaitan dengan keluarga Dita Oepriarto dan Puji Kuswati. Yakni, jaringan JAD-JAC cabang Surabaya.

Demikian disampaikan Kapolri Jendral Tito Karnavian kepada wartawan di Mapolda Jawa Timur (Jatim), Jalan A Yani, Surabaya, Senin (14/5/2018).

“Kenapa mereka beraksi di Surabaya, karena cell (jaringan) mereka di Surabaya. Selain itu, pimpinan mereka di Jawa Timur juga sudah di tangkap,” kata Kapolri.

Tito menyatakan, sekarang polisi masih melakukan penyelidikan terhadap adanya anggota jaringan lain.

Di sisi lain, Tito juga mengkonfirmasi adanya korban selamat pada insiden bom di Polrestabes Surabaya.

Dalam peristiwa serangan bom tersebut, lanjut Tito, ada satu orang selamat.

Yakni anak pelaku yang diidentifikasi bernama Ais.

Dia diduga anak bungsu dari 4 anggota keluarga pelaku pengeboman yang telah tewas.

Bocah usia 8 tahun tersebut diduga anggota keluarga pelaku yang juga ikut pada aksi pengeboman.

Ais selamat karena terlempar akibat hentakan bom saat meledak.

Saat kejadian, Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya AKBP Roni Faisal S. Faton langsung berlari ke reruntuhan ledakan.

Dia spontan membopoh Ais yang tergeletak namun masih bernafas.

“Satu selamat. Karena anak itu terlempar. Saat ini masih di rawat di RS Bhayangkara,” terang Tito.

Suasana saat polisi melakukan penggeledahan di rumah pelaku bom Surabaya, Minggu (13/5/2018)

Suasana saat polisi melakukan penggeledahan di rumah pelaku bom Surabaya, Minggu (13/5/2018)

Sebelumnya, Surabaya diguncang tiga serangan bom bunuh diri di tiga gereja berbeda di waktu tak terpaut jauh.

Para pelaku, diidentifikasi sebagai satu keluarga, yakni Dita Oepriarto dan Puji Kuswati, serta empat anaknya, Fadil (18), Firman Halim (16), Fadilah Sari (12) dan Pamela Rizkita (9).

Untuk Fadil dan Firman Halim, melakukan bom bunuh diri di Gereja Jalan Ngagel Madya itu meledak pada pukul 06.30 WIB dan menjadi aksi pertama.

Sedangkan Puji Kuswati bersama dua putrinya, melakukan bom bunuh diri di GKI Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB.

Sementara Dita Oepriarto, melakukan penyerangan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna pad pukul 07.53 WIB.

Bom meledak di Surabaya

Bom meledak di Surabaya

Lalu, sekitar pukul 20.30 WIB, sebuah bon juga meledak di sebuah unit rusunawa Wonocolo, Jalan Sepanjang, Taman, Sidoarjo.

Dalam peristiwa yang terjadi di sebuah unit di Lantai 5 Blobk B tersebut, pelaku atas nama Anton terpaksa ditembak mati karena memegang switching peledak.

Sedangkan istri dan satu anaknya diketahui meninggal lebih dulu akibat bom rakitannya sendiri.

Sedangkan dua anaknya yang masih kecil dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Dari aksi dua keluarga tersebut, memiliki kesamaan. Yakni sama-sama mengajak anaknya masing-masing dalam aksi bom bunuh diri.

Halaman :

##BomBunuhDiri

Index

Berita Lainnya

Index