Ini Hubungan dan Motif Pelaku Rentetan Bom Surabaya, Pakai The Mother Of Satan

Ini Hubungan dan Motif Pelaku Rentetan Bom Surabaya, Pakai The Mother Of Satan

HARIANRIAU.CO - Hari ini, Surabaya kembali diserang bom bunuh diri. Kali ini Mapolrestabes Surabaya dibom setelah sebelumnya tiga gereja, Minggu (13/4/2018) kemarin.

Aksi serangan bom bunuh diri itu sendiri terjadi tepat di gerbang Mapolrestabes Surabaya sekitar pukul 08.50 WIB.

Aksi biadab bom bunuh diri tersebut menjadi aksi bom ketiga yang terjadi di Kota Pahlawan tersebut.

Kapolri Jendral Tito Karnavian menyatakan, para pelaku bom bunuh diri tersebut ternyata saling terkait dan masih memiliki hubungan keluarga.

Mapolrestabes Surabaya dibom

Mapolrestabes Surabaya dibom

Hal itu didapat berdasarkan hasil identifikasi polisi atas jenasah pelaku pengeboman di depan gerbang Mapolrestabes Surabaya pada pukul 08.50 WIB.

Diketahui, jumlah pelaku dalam aksi bom bunuh diri itu berjumlah lima orang dan masih memiliki hubungan keluarga.

Salah satu pelaku berinisial TM. Dia tercatat sebagai warga Krukah, Surabaya.

TM terindikasi punya keterkaitan dengan keluarga Dita Oepriarto dan Puji Kuswati. Yakni, jaringan JAD-JAT cabang Surabaya.

Polrestabes Surabaya dibom hari ini

Polrestabes Surabaya dibom pagi ini. Begini kondisinya

“Kenapa mereka beraksi di Surabaya, karena cell (jaringan) mereka di Surabaya,” beber Kapolri kepada wartawan di Mapolda Jawa Timur (Jatim), Jalan A Yani, Surabaya, Senin (14/5/2018).

Kapolri menambahkan, bom bunuh diri yang dilakukan keluarga itu merupakan aksi balas dendam atas penangkapan pimpinan JAD Jawa Timur.

“Di Jatim yang paling bereaksi adalah JAD Surabaya yang dipimpin Dita ini,” terang Tito.

Ditambahkannya, berdasarkan hasil penyelidikan pula, ditemukan adanya kesamaan bahan peledak yang dipakai oleh para pelaku bom bunuh diri tersebut.

Yakni sama-sama menggunakan bahan peledak triacetone triperoxide (TATP). Di Irak dan Syiria sendiri, bahan bom ini dijuluki ‘the mother of satan’.

Untuk teroris yang meledakkan bom di rusunawa Wonocolo, Jalan Sepanjang, Taman Sidoarjo sendiri, lanjut Tito, juga masih memiliki hubungan dengan para pelaku lainnya.

Sang pelaku yang diidentifikasi bernama Anton ternyata adalah teman dekat Dita Oepriarto.

“Anton ini juga pernah bersama Dita berkunjung ke napi teroris di Tulungagung. Mereka adalah sahabat di kelompok JAD,” jelasnya.

Polisi selamatkan bocah diduga anak pelaku bom Polrestabes Surabaya

Polisi selamatkan bocah diduga anak pelaku bom Polrestabes Surabaya

Kesamaan lain yang dimiliki para pelaku bom tersebut adalah menggunakan kendaraan roda dua.

Sekaligus, mengajak anak-anaknya untuk ikut dalam aksi bunuh diri tersebut.

Untuk di Mapolrestabes Surabaya, ada lima pelaku yang teridentifikasi dan masih merupakan satu keluarga.

“Pelakunya ada lima orang, pakai dua sepeda motor,” kata Tito.

Namun, dari aksi tersebut, satu orang anak selamat karena terlempar saat ledakan terjadi.

Dia diduga anak bungsu dari 4 anggota keluarga pelaku pengeboman yang telah tewas.

Bocah usia 8 tahun tersebut diduga anggota keluarga pelaku yang juga ikut pada aksi pengeboman.

Ais selamat karena terlempar akibat hentakan bom saat meledak.

Saat kejadian, Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya AKBP Roni Faisal S. Faton langsung berlari ke reruntuhan ledakan.

Dia spontan membopoh Ais yang tergeletak namun masih bernafas.

“Satu selamat. Karena anak itu terlempar. Saat ini masih di rawat di RS Bhayangkara,” terang Tito.

Berikut nama korban dari pihak kepolisian dan warga sipil:

Polisi:
1. Bripda M. Maufan

2. Bripka Rendra

3. Aipda Umar

4. Briptu Dimas Indra

Warga Sipil:

 

1. Atik Budi Setia Rahayu

2. Raden Aidi Ramadan

3. Ari Hartono

4. Ratih Atri Rahma

5. Eli Hamidah

6. Ainur Rofiq

Halaman :

##BomBunuhDiri

Index

Berita Lainnya

Index