Lima Aksi Heroik Pilot yang Lakukan Pendaratan Darurat, Salah Satunya di Indonesia

Lima Aksi Heroik Pilot yang Lakukan Pendaratan Darurat, Salah Satunya di Indonesia
Ilustrasi Kecelakaan Pesawat. (Foto: Youtube)

HARIANRIAU.CO - Setiap kendaraan memiliki risiko untuk menghadapi masalah darurat. Entah itu kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Bahkan pesawat terbang yang dianggap sebagai kendaraan teraman di dunia tetap memiliki kemungkinan mengalami masalah ketika beroperasi.

Pada pesawat terbang, biasanya salah satu cara untuk mengatasi masalah adalah melakukan pendaratan darurat. Tujuannya tentu menyelamatkan seluruh penumpang termasuk kru penerbangan. Keberhasilan pendaratan darurat tentu tidak lepas dari keahlian pilot yang mengemudikan pesawat.

Merangkum berbagai sumber, berikut pilot-pilot yang berhasil melakukan pendaratan darurat:

5. Kapten Eric Gennotte

(Foto: Historynet)

Tidak pernah terlintas di benak Eric Gennote bila pesawat kargo DHL Airbus A300 yang dikendarainya terhantam rudal. Pesawat yang bertolak dari Bandara Internasional Baghdad pada 22 November 2003 itu kehilangan ketiga sistem hidroliknya, hanya dalam waktu satu menit.

Saat itu mereka tengah terbang di ketinggian 8 ribu kaki ketika mendapatkan serangan rudal. Tak hanya itu rudal juga menembus hingga tangki bahan bakar nomor 1 yang mengakibatkan sebagian besar sayap terbakar.

Beruntung sebelum mengalami insiden, Kapten Eric menghadiri seminar keselamatan penerbangan dan mendengar presentasi oleh pensiunan pilot United Al Haynes yang mengalami kegagalan sistem hidrolik. Berbekal pengetahuannya itu, ia mencoba melakukan keterampilan mendorong vektor.

Dirinya dibantu oleh kru kru lain yaitu Mario Rofail untuk menyuling bahan bakar. Pilot pun berhasil melalukan pendaratan di area landasan bandaran walaupun berbatasan dengan ranjau. Segera setelah itu para kru yang berada di pesawat berlarian keluar dengan hati-hati.

4. Kapten Robert Pearson

(Foto: CBC)

Pesawat Air Canada Flight 143 mengalami insiden penerbangan yang tidak disangka pada 1983. Pesawat Boeing 767-233 yang dikemudikan oleh Robert Pearson kehabisan bahan bakar di ketinggian 41 ribu kaki. Keadaan itu membuat semua panel instrumen kokpit mati dan membuat pesawat gelap.

Beruntung Kapten Robert masih bisa melihat beberapa alat pengukur cadangan untuk memberikan informasi seperti kecepatan dan ketinggian. Berbekal keahliannya yang sering menerbangkan pesawat glider yaitu pesawat terbang layang tanpa mesin, dia memperhitungkan kemampuan terbang. Pesawat mendarat dengan selamat di Gimli Industrial Park Airport, Kanada.

3. Kapten Chesley Sullenberger

(Foto: traveller)

Bagi Anda yang pernah menonton film Sully tentu tidak asing lagi dengan aksi pendaratan pesawat di atas Sungai Hudson. Kisah film terinspirasi dari kejadian nyata yang dialami Chesley Sullenberge pada tanggal 15 Januari 2009.

Saat itu, dirinya yang merupakan pilot AS Airways pesawat Airbus A320 harus melakukan pendaratan darurat karena bertabrakan dengan sekawanan burung dan beberapa di antaranya masuk ke dalam salah satu mesin pesawat.

Chesley tadinya berniat kembali ke bandara atau return to base. Namun keputusan itu tidak jadi dilakukan karena dia tak mampu menahan pesawat lebih lama lagi. Beruntung semua penumpang selamat dan berhasil dievakuasi dengan menggunakan kapal kecil yang mengelilingi pesawat.

2. Kapten Liu Chuanjian

(Foto: The Sun)

Beberapa waktu lalu, tepatnya 14 Mei 2018 pesawat Airbus A319 milik Sichuan Airlines terpaksa melakukan pendaratan darurat di kota Chengdu, Provinsi Sichuan.

Penyebabnya, karena pesawat dengan rute Lhasa-Chongqing yang dikemudikan oleh Kapten Liu Chuanjian itu mengalami pecah kaca kokpit sebelah kanan di ketinggian 32 ribu kaki. Hal itu menimbulkan suara yang memekakkan telinga dan pesawat berguncang keras.

Tak sampai di situ, bahkan setengah tubuh kopilot yang mendampingi Liu sudah berada di luar pesawat. Beruntung sabuk pengaman berhasil menahannya untuk terlepas. Pendaratan darurat berhasil menyelamatkan nyawa 128 penumpang dan awak penerbangan. Sementara kopilot mengalami luka di bagian wajah dan cedera di punggungnya.

1. Kapten Abdul Rozak

(Foto: 1001crash)

Pada 16 Januari 2002, pesawat Garuda Indonesia B737-300 dengan nomor penerbangan GA421 mendarat darurat di sungai Bengawan Solo. Pesawat dengan rute Lombok-Yogyakarta yang dikemudikan oleh Kapten Abdul Rozak, mengalami mati mesin di ketinggian 23 ribu kaki setelah berusaha melewati badai hujan dan es di awan Cumulonimbus.

Pilot pun berusaha menghidupkan mesin berdasarkan buku panduan. Sayang usaha itu tidak kunjung berhasil. Di tengah situasi genting, Kapten Abdul melihat aliran sungai dan memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat.

Dia pun meminta awak kabin untuk mempersiapkan penumpang ke pintu darurat dan menggunakan pelampung. Beruntung sebanyak 54 penumpang berhasil diselamatkan.

Halaman :

#Lion Air Jatuh

Index

Berita Lainnya

Index