Tragedi Lion Air JT610 dan Mimpi-mimpi Tak Sampai

Tragedi Lion Air JT610 dan Mimpi-mimpi Tak Sampai
Kumpulan foto keluarga dan korban Lion Air JT 610. [Suara.com]

Skripsi yang Tak Pernah Usai

“Jorry terlalu keasyikan bekerja sebagai magang, sehingga skripsinya terbengkalai. Beberapa waktu kebelakang, akhirnya di tersadar dan ingin menyelesaikan skripsi, tapi inilah takdirnya,” tutur Franky yang tengah bersedih setelah bagian jasad sang kemenakan diserahkan kepada pihak keluarga.

Franky bersetia menemani peti mati berisi Jorry di Rumah Duka Cini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11).

Ia bersaksi, Jorry adalah  anak baik serta pintar, sehingga dulu bisa diterima masuk berkuliah di Universitas Indonesia—salah satu kampus bergengsi di Indonesia.

Pada masa pembelajarannya, Jorry juga melakukan kerja magang sebagai salah satu syarat kelulusan. Namun, aktivitas magang itu justru membuat Jorry lupa terhadap perkuliahan.

“Dia sudah 5 tahun berkuliah, karena keasyikan magang, jadi lupa bikin skripsi. Waktu itu saya bilang kepadanya, ‘Jorry, ini sudah waktunya bikin skripsi’. Tapi, kecelakaan itu mengakhiri segalanya,” tuturnya.

“Inilah takdir Jorry. Kita manusia, tak bisa melawan takdir.”

Deryl Fida Febrianto (22), salah satu penumpang Lion Air JT 610, yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi, sempat mengirimkan foto kepada keluarganya sebelum pesawat nahas tersebut lepas landas. [Suar.com/Dimas Angga P]

Deryl Fida Febrianto (22), salah satu penumpang Lion Air JT 610, yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018) pagi, sempat mengirimkan foto kepada keluarganya sebelum pesawat nahas tersebut lepas landas. [Suar.com/Dimas Angga P]

Halaman :

#Korban Lion Air

Index

Berita Lainnya

Index