Pekerjaan Algojo Hukuman Mati Ramai Peminat

Pekerjaan Algojo Hukuman Mati Ramai Peminat
ilustrasi

HARARE – Pekerjaan sebagai algojo hukuman mati di Zimbabwe ternyata ramai peminat, siapa sangka, sudah 50 orang berminat melamar pekerjaan ini. Pejabat setempat pada Selasa (17/10/2017) mengatakan pelamar sangat antusias untuk mengisi lowongan itu.

“Respon (pelamar) sangat luar biasa dan mereka yang menginginkan pekerjaan ini termasuk para perempuan,” kata Menteri Kehakiman Virginia Mabhiza kepada harian NewsDay.

Menurutnya pekerjaan seram itu sudah lebih dari sepuluh tahun sepi lowongan.

Pasalnya negara itu terkahir kali melaksanakan hukuman mati pada tahun 2005. Setelah itu, hukuman mati tak dilakukan karena algojo sudah pensiun.

“Kami menerima lebih dari 50 surat lamaran dalam beberapa bulan terakhir. Banyak orang yang berminat,” tambah Virginia.

Pada 2012, sebenarnya pemerintah sudah memilih seorang algojo baru, tetapi sang kandidat terpilih tak pernah muncul.

Kelompok-kelompok pegiat HAM kerap meminta pemerintah Zimbabwe, yang kini memiliki 92 orang terpidana mati, agar menghapuskan hukuman mati.

Dalam konstitusi baru Zimbabwe yang diresmikan pada 2013, para terpidana perempuan ditetapkan tidak akan mendapatkan hukuman mati.

“Semua pria antara usia 18 hingga 69 yang telah dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan bisa mendapatkan hukuman mati,” kata Virginia.

Sejauh ini, Virginia tidak menjelaskan, kapan algojo baru itu akan ditunjuk atau apakah pemerintah Zimbabwe akan menjalankan kembali hukuman mati.

Zimbabwe merupakan negeri dengan angka pengangguran tertinggi mencapai 90 persen dari jumlah tenaga kerjanya. (pojoksatu)

Halaman :

Berita Lainnya

Index