China Perpanjang Kekuasaan Xi Jinping

China Perpanjang Kekuasaan Xi Jinping

HARIANRIAU.CO - Partai Komunis China akan memberikan panggung dan kekuasaan lebih lama dan lebih luas kepada Presiden Xi Jinping. Dia diperbolehkan berkuasa melebihi dua periode seiring dengan proposal perubahan konstitusi tentang dua periode kepresidenan.

Nantinya, proposal amendemen penghapusan pembatasan periode kekuasaan akan dilaksanakan Komite Pusat, pengusa elite tertinggi Partai Komunis. Proposal tersebut juga akan mengacu pada posisi wakil presiden.

“Komite Pusat Partai Komunis China mengajukan perubahan jabatan Presiden dan Wakil Presiden China tidak lagi dua periode yang tercantum dalam konstitusi,” demikian keterangan Partai Komunis China dilansis BBC. Namun belum ada penjelasan detail kapan proposal tersebut akan dirilis kepublik. Upaya perubahan konstitusi itu menyusul pertemuan Komite Pusat pada Senin (hari ini) di Beijing.

Xi, 64, seharusnya mengakhir kekuasaannya pada 2023 mendatang sesuai kebijakan dua periode kepemimpinan. Namun menjelang akhir satu periode kepemimpinannya, dia secara formal akan akan dipilih sebagai presiden untuk periode kedua pada Kongres Nasional Rakyat China atau dikenal sebagai parlemen tukang stempel pada 5 Maret mendatang.

Sebelumnya, Kongres Partai Komunis China tahun lalu menyebut Xi sebagai pemimpin terkuat sejak Mao Zedong. Ideologi Xi juga dimasukkan dalam konstitusi partai. Itu menjadikan dominasi Xi memang semakin kuat di Partai Komunis China.

Sebenarnya, tradisi pembatasan periode kepresidenan hingga 10 tahun berkembang pada 1990-an. Saat itu, pemimpin China Deng Xiaoping berkeinginan menghindari kekisruhan dengan membatasi kekuasaan. Dua pendahulu Presiden Xi juga mengikuti pola suksesi yang lama. Tapi, sejak Xi berkuasa, dia menunjukkan keinginan untuk mengamendemen konstitusi.

Itu dilakukan secara perlahan-lahan oleh Xi dengan melakukan perubahan radikal di Partai Komunis. Dia menggulingkan tokoh yang dinilai korup dan memperbaharui sistem kepartaian. Dia juga menjadi penguasa tunggal yang sangat berkuasa di Partai Komunis China.

Dalam pandangan sejarawan dan pakar politik Zhang Lifan, sangat sulit untuk memprediksi berapa lama Xi akan berkuasa. “Secara teori, Xi bisa saja berkuasa lebih lama dibandingkan Robert Mugabe. Tidak ada seorang pun yang bia memprediksi,” ungkap Zhang mengacu pada mantan Presiden Zimbabe Mugabe yang berkuasa selama empat dekade.

Sebenarnya jabatan paling penting di Partai Komunis adalah Pemimpin Partai dan Militer. Nah, dalam konstitusi tidak ada jabatan maksimum ketua partai dan kepala militer, meskipun jabatan maksimal umumnya hanya 10 tahun. Padahal, Presiden Xi akan memulai jabatan ketua partai dan militer periode kedua pada Oktober mendatang.

Kongres Partai pada Okober mendatang sepertinya tidak akan memberikan petunjuk mengenai siapa orang yang nantinya akan melanjutkan kepemimpinan Presiden Xi. Bagaimanapun, jabatan Pemimpin Partai seharusnya lebih senior dibandingkan presiden. Tapi, Xi justru diberi kedudukan tersebut sehigga dia bisa berkuasa sesukanya dan sesuai keinginannya.

Xi saat ini menduduki jabatan Sekjen Partai Komunis China, bukan ketua. Hanya ada tiga pendiri Republik Rakyat China pada 1949 yang memiliki kedudukan sebagai ketua Partai yakni Mao Zedong, Hua Guofeng dan Hu Yaobang. Tapi, jabatan sekjen memiliki pengaruh yang sangat luas bagi Xi untuk mempengaruhi kebijakan partai.

“Apakah Xi juga akan menjadi Ketua Partai atau Sekjen Partai itu tidak masalah. Yang jelas dia memegang kekuasaan,” ungkap Zhang Ming, profesor ilmu politik di Universtas Renmin China di Beijing. Menurut Zhang, kebanyakan orang China juga mengungkapkan kalau Xi akan menjadi kaisar.  “Gelar jabatan tidak penting di China. Berbeda dengan di Barat. Di sini yang berwenang adalah kamu adalah kaisar,” katanya.

Sumber: sindonews

Halaman :

Berita Lainnya

Index