Lima Aksi Sadis Polisi Koboi, Nomor Empat Paling Brutal

Lima Aksi Sadis Polisi Koboi, Nomor Empat Paling Brutal
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Citra aparat kepolisian sebagai pengayom masyarakat, kerap tercoreng karena ulang oknum polisi yang tak jarang bertindak brutal. Terbukti, dalam kurun satu tahun kebelakang, telah terjadi beberapa kali aksi 'polisi koboi'.

Tercatat setidaknya ada 5 kasus ‘polisi koboi’ yang sempat virak dan menggegerkan masyarakat. Simak ini:

1. Wakapolres Todong Ibu Kandung dan Tembak Kepala Adik Ipar

Kejadian paling anyar dan terhangat soal polisi koboi terjadi di Jalan Tirtosari Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Medan Tembung, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (4/4). Wakapolres Lombok Tengah, Kompol Fahrizal yang kala itu tengah cuti tugas, berniat menjenguk ibunya yang tengah sakit di kampung halamannya.

Namun sesampainya di rumah ibunya, mantan Kasat Reskrim Polresta Medan ini malah terlibat pertengah dengan ibunya, tanpa alasan yang jelas. Hingga berujung senjata api Fahrizal ditodongkan ke kepala ibunya. 

Jumingan alias Iwan yang merupakan adik ipar tersangka, saat melihat kejadiam itu dirinya hendak melerai. Alih-alih menyimpan senjatanya, Fahrizal yang merupakan lulusan terbaik Akpol itu justru balik menembak adik iparnya tersebut. Korban tewas seketika akibat terkena peluru di bagian kepala dan perut.

"Jumingan kena 2 peluru, pada kepala dan perut," ungkap Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Martuani Sormin, Jumat (6/4).

2. Polisi Mabuk di Tempat Karaoke, Tembak 2 Pemandu Lagu

Pada 2 Oktober 2017, anggota kepolisian Garut berinisial S berpangkat Aiptu menembak dua orang pemandu lagu di salah satu tempat hiburan malam di kota dodol tersebut. 

Kejadian bermula saat Aiptu S bersama rekannya Brigadir Pol K berkaraoke di tempat hiburan malam. Kala itu oknum polisi tersebut tengah dalam keadaan mabuk berat. Secara mengejutkan tiba-tiba dia melepaskam tembakan ke arah ruang karaoke lain yang berada di sebelahnya.

Naas dinding penyekat ruangan tersebut hanya terbuat dari gypsum sehingga tembus peluru. Devia Sopiani dan Sifa yang saat itu tengah memandu lagu di ruang sebelah yang digunakan Aiptu S, harus terkena timah panas.

Devia menjadi korban terparah karena terkena luka tembak di bagian kaki sebelah kiri, dan kemudian di larikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet, Garut. Sementara Sifa hanya mengalami ruka ringan karena terkena percikan peluru. 

3. Anggota Polisi Polda Jawa Tengah Tewaskan 1 Orang di Tegal.

Mundur sedikit kebelakang, lebih tepatnya pada 28 September 2017, bertempat di parkiran Hotel Karlita, Tegal. Sekitar pukul 2:45 WIB sesaat setelah tempat hiburan malam Zodiak tutup terjadi perkelahian antar dua kelompok.

Saat itu salah seorang yang terlibat perkelahian bernama Edi, melaporkan adanya kejadian tersebut kepada pihak keamanan hotel. Di saat yang sama, terdapat anggota polisi berinisial Brigadir Pol RE yang merupakan anggota Polda Jateng.

Brigadir RE kemudian hendak melerai perkelahian tersebut, namun tidak berhasil. Hingga akhirnya dia melepaskam tembakan ke atas satu kali sebagi peringatan. Namum hal itu tidak meredam situasi, malah RE juga turut diserang oleh kelompok tersebut.

Merasa terus terdesak, Brigadi RE kemudian melepaskan tembakan ke arah dua orang yang menyerangnya. Ragiman tewas seketika akibat tertembus peluru di bagian dada, sedangkan  Setyo Utomo mengalami luka di bagian pundak tangan kanan. 

4. Satu Keluarga di Dalam Mobil Diberondong 10 Peluru Saat Hindari Razia 

Hampir satu tahun lalu, tepatnya pada 21 April 2017, warga Lubuk Linggau, Sumatera Selatan dihebohkan dengan aksi Brigadir Pol K yang menembaki sebuah mobil sedan berwarna hitam yang mencoba menghindari razia polisi. Mobil ini diberondong 10 peluru dan 2 orang dinyatakan tewas.

Kejadian itu bermula pada siang itu, sekira pukul 10.00 WIB, tim kepolisian yang dipimpin Kapolsek AKP M Ismail menggelar razia di pertigaan jalan lingkar tersebut. Lalu melintaslah mobil sedan Honda City bernomor polisi BG 1488 ON. Mobil itu melaju dari arah Mesat Seni menuju Bandara Silampari. 

Saat dihentikan, mobil malah melesat dan hendak menabrak anggota. Diduga, sang sopir tidak memiliki surat menyurat resmi dalam mengendarai mobil sehingga dalam keadaan panik nekat menerobos. Namun, aksinya nyaris menabrak petugas yang melaksanakan razia.  

Melihat gelagat itu, lantas anggota polisi melakukan pengejaran dengan mobil Patroli Satlantas. Di Jalan SMB II kelurahan Margamulya, anggota melepaskan 10 kali tembakan. Setelah sebelumnya memberikan tembakan peringatan. 

Mobil itu akhirnya bisa diberhentikan di samping Bank Mandiri Unit Simpang Priuk. Begitu diperiksa, ternyata di dalam mobil enam orang penumpangnya sudah dalam keadaan terkena luka tembak.

Para korbannya, Novianti (30), warga Lubuklinggau Timur I. Dia mengalami luka tembak pada pundak kanannya. Lantas Genta (2), putra Novianto yang tertembak di kepala samping kiri. 

Empat korban lainnya, Dewi Erlina (40), warga Rejang Lebong terkena tembakan bahu kiri atas. Surini (54), ibunda Dewi Erlina, menderita tiga luka tembak di dada kanan. Dia meninggal dunia di RS Siti Aisyah. 

Kemudian, Indra (33), tertembak leher depan, kondisinya kritis. Terakhir, Diki (30), sopir, tertembak di perut kiri.

5. Tengah Malam, Anggota Brimob Tembak Kader Gerindra

Kader partai Gerindra, Fernando Alan Wowor bersama dua temannya terlibat keributan dengan Briptu AR di lapangan parkir tempat hiburan malam LIPSS Club, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (20/1) dini hari. 

Kejadian bermula saat Fernando bersama temannya hendak menuju Dunkin Donuts, namun karena parkiran penuh, juru parkir kemudian mengarahkan Fernando untuk meletakkan kendaraannya di depan LIPPSS Club.

Namun saat hendak memarkirkan kendaraan, Fernando berpapasan dengan Briptu AR. Karena tak ada yang mau mengalah, akirnya berujung cekcok. Kemudian AR mengeluarkan pistolnya dan langsung menembak ke arah Fernando Alan.

"Awalnya berpapasan dengan sepeda motor Briptu AR, kemudian keduanya tidak ada yang mengalah," kata Kabidkum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Bagus Purnomo, Sabtu (20/1).

Mengetahui hal tersebut, teman-teman Fernando Alan langsung mengeroyok Briptu AR. Fernando Alan yang juga kader Gerindra itu pun terkapar dan sempat dilarikan ke RS Vania untuk mendapatkan perawatan. Namun, nyawa Fernando Alan tak tertolong.

Sumber: jawapos

Halaman :

Berita Lainnya

Index