KNKT: Data Black Box FDR Berhasil Diunduh

KNKT: Data Black Box FDR Berhasil Diunduh
Penjelasan KNKT soal hasil download data black box jenis FDR milik pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP. (Foto: Mirsan/kumparan)

HARIANRIAU.CO - Setelah black box Flight Data Recorder (FDR) milik Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT-610 ditemukan pada Kamis (1/11) lalu, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) langsung melakukan pengunduhan terhadap data yang ada di dalamnya.

Ketua KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan, data FDR itu kini telah berhasil diunduh. Pengunduhan itu, kata dia, juga dibantu oleh 2 investigator dari Australian Transport Safety Bureau (ATSB) atau KNKT-nya Australia.

"Hari ini (Minggu, 4/11) data FDR telah berhasil diunduh. Data yang diperoleh adalah 69 jam, mencatat 19 penerbangan termasuk penerbangan yang mengalami kecelakaan," ujar Nurcahyo di kantornya, Minggu (4/11) dikutip harianriau.co dari laman kumparan.com.

Setelah berhasil mengunduh data FDR, selanjutnya investigator KNKT akan menganalisa data penerbangan pesawat Boeing 737 Max 8 tersebut.

Tak hanya itu, KNKT juga akan melakukan proses verifikasi dan diskusi dari data-data yang telah terkumpul selama 6 hari terakhir, khususnya terkait temuan roda dan turbin pesawat.

Kondisi Black Box yang ditemukan.

Kondisi Black Box yang ditemukan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)

Verifikasi dan diskusi tersebut dilakukan KNKT bersama dengan pihak Boeing, General Electric, dan National Transportation Safety Board (NTSB) atau KNKT-nya Amerika Serikat.

"Wreckage (landing gear dan mesin) masih menunggu untuk diserahterimakan ke KNKT. Jika sudah diserahterimakan, maka KNKT akan memulai proses identifikasi dari barang-barang itu dibantu oleh pihak Boeing, GE, dan NTSB," pungkasnya.

Diketahui selain FDR, masih ada black box lain yang belum ditemukan yakni cockpit voice recorder (CVR). Tim SAR Gabungan masih mencari CVR tersebut yang sempat terdeteksi pada Sabtu (3/11).

Kondisi Black Box yang ditemukan.

Kondisi Black Box yang ditemukan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)

Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi, mengatakan, para penyelam yang diterjunkan pihaknya sudah menuju ke lokasi diduga CVR berada. Hingga kini, CVR masih belum ditemukan karena masih terhalang lumpur di bawah laut yang memiliki ketebalan lebih dari satu meter.

"Tentang CVR. Ping (detector) yang sudah kita dengar kemarin sudah kita telusuri dengan penyelam-penyelam gabugan andal. Kita ini penyelam yang sudah dibagi areanya masing-masing. Supaya lebih cepat dan lebih efektif," kata Syaugi di Pelabuhan Jakarta International Container Terminal Office (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (4/11).

"Sudah kita tuju lokasi itu seperti informasi kemarin. Ada di barat laut dari pusat besarnya bagian-bagian pesawat jarak 50 meter. (CVR) belum ditemukan secara fisik. Kenapa? Lumpur yang ada di situ kalau ditusuk pakai besi 1 meter pun belum sampai ke dalam. Jadi lumpurnya lebih dari 1 meter," jelas Syaugi.

Halaman :

#Black Box Lion Air

Index

Berita Lainnya

Index