Orang Rimba Ditolak Bank hingga Terpaksa Simpan Uang Rp 1,5 Miliar Dalam Tanah di Hutan

Orang Rimba Ditolak Bank hingga Terpaksa Simpan Uang Rp 1,5 Miliar Dalam Tanah di Hutan
Orang Rimba saat sedang menetap di sudong yang berada di area hutan tanaman industri mengalami tekanan ekonomi yang sulit karena tidak adanya persedia

Edukasi OJK

Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Jambi, Agus menjelaskan, perbankan memiliki standar untuk menyalurkan bantuan modal ke masyarakat.

Dalam kasus orang rimba, ada banyak faktor yang membuat perbankan mengategorikan belum bankable

OJK terus mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. 

Untuk Jambi, angkanya lebih rendah dibanding rata-rata nasional untuk indeks literasi dan iklusi keuangan sesuai survei pada 2019 lalu yakni 38,03 persen. 

Sementara Jambi untuk indeks literasi keuangan berada di angka 35,17 persen. 

Sedangkan inklusi keuangannya berada di angka 64,83 persen dan rata-rata nasional di angka 76,19 persen. 

“Dari angka itu dapat kita analogikan, jika dalam 100 orang di Jambi, baru 35 orang yang mengerti terkait produk dan jasa keuangan,” kata Agus. 

Untuk menjangkau orang rimba, lembaga keuangan di Jambi melalui Bank Jambi telah melakukan edukasi menabung ke kelompok orang rimba, yakni dengan membuka rekening pelajar orang rimba. 

“Sejauh ini, baru edukasi menabung ke pelajar yang dilakukan, untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi orang rimba,” ucap Agus. 

Orang rimba telah mengalami tekanan ekonomi yang berat, setelah kehilangan hutan dan semakin kuat pada masa pandemi. 

Orang rimba secara ekonomi telah mendapatkan diskriminasi sekaligus tengah berhadap-hadapan dengan kapitalisme dan menghadapi perubahan budaya ke pertanian. 

Suntikan modal menjadi kunci bagi orang rimba untuk tetap bertahan tanpa hutan di masa sekarang dan mendatang. 

Lihat artikel asli

Halaman :

Berita Lainnya

Index