Kisah Ratu Tewas karena Peraturannya Sendiri

Kisah Ratu Tewas karena Peraturannya Sendiri
Kiri: Ratu Sunandha Kumariratana dan puterinya - Kanan : Monumen peringatan kematian sang ratu

HARIANRIAU.CO -  Sistem pemerintahan zaman dulu banyak yang menganut sistem monarki, atau lebih umum dikenal sebagai kerajaan. Tak hanya di Indonesia, negara-negara lain pun banyak yang menggunakan sistem monarki. Tak heran jika sistem jenis ini merupakan sistem pemerintahan tertua di dunia.

Dalam setiap pemerintahan ada aturan-aturan tertentu yang mengikat warganya. Semua warga harus tunduk pada aturan tersebut. Begitu pula dalam sistem monarki. Namun kisah nyata tentang peraturan kerajaan ini terbilang tragis. Ratu di kerajaan tersebut meninggal karena peraturan yang dibuatnya sendiri.

 Kisah ini terjadi di Siam, kalau sekarang lebih dikenal dengan Thailand. Kejadian tragis ini menimpa Ratu di Siam kala itu yang bernama Sunandha Kumariratana. Beliau lahir pada tanggal 10 November 1860. Beliau merupakan permaisuri Raja Chulalongkorn (Rama V), mereka dianugerahi seorang anak perempuan yang diberi nama Kannabhorn Bejaratana, yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1878.

Peristiwa tragis yang cukup menggelitik itu terjadi pada tanggal 31 Mei 1880. Kala itu sang ratu yang tengah hamil dan putrinya mengadakan perjalanan menggunakan kapal menuju Bang Pa-In Royal Palace. Karena yang bepergian adalah ratu, maka ada beberapa kapal yang mengawal.

Tenggelamnya Kapal Ratu Sunandha Kumariratana

Di tengah perjalanan, kapal yang dinaiki sang ratu beserta rombongan tiba-tiba terbalik. Ratu dan putrinya pun jatuh ke sungai. Tentu saja hal ini membuat panik para pengawal. Namun mereka tak bisa menolong ratu, bukan karena tak bisa berenang, tapi karena sebuah peraturan yang dibuat oleh sang ratu sendiri.

"Aturan tersebut mengenai larangan menyentuh sang ratu dan anggota kerajaan lainnya. Jika melanggar, maka akan dihukum mati."

Akibatnya, para pengawal sang ratu hanya bisa melihat kejadian tenggelamnya ratu mereka beserta putrinya. Para pengawal bahkan diperintahkan untuk tidak melakukan apa-apa oleh penjaga di kapal lain.

Alhasil, sang ratu pun meregang nyawa, tenggelam bersama putrinya tanpa pertolongan dari para pengawal kerajaan. Meskipun kejadian ini begitu tragis, namun cukup menggelitik. Loyalitas rakyat terhadap peraturan kerajaan di zaman dulu begitu kuat. Bagi mereka, perintah kerajaan adalah harga mati.

Atas peristiwa tersebut, Raja Chulalongkorn pun segera menghapus peraturan larangan menyentuh keluarga kerajaan. Dan sebagai ungkapan rasa dukanya, sang raja membangun sebuah monumen untuk mengenang istri dan puterinya di Istana Bang Pa-In.

sumber: infoberitaunikterbaru

Halaman :

#Sejarah

Index

Berita Lainnya

Index