Mengenal Onna Bugeisha, Samurai Wanita Jepang, Prajurit nan Terlupakan

Mengenal Onna Bugeisha, Samurai Wanita Jepang, Prajurit nan Terlupakan
Onna Bugeisha (Wikimedia Unknown)

HARIANRIAU.CO - Di Jepang, sangat jarang kita mendengar peran wanita dalam setiap pertempuran yang begitu maskulin. Wanita selalu digambarkan sebagai korban, pemanis dan figuran di setiap babak sejarah yang kerap dihadirkan dalam film dan literatur Negeri Matahari Terbit.

Samurai, misalnya selalu digambarkan sebagai sosok pria tangguh yang terlatih dan kerap jadi garda depan dalam setiap pertempuran berdarah.

Tak banyak yang tahu, dalam sejarah Jepang yang penuh pertikaian, samurai wanita atau yang disebut sebagai Onna Bugeisha turut andil menentukan arah sejarah Jepang.

Keberadaannya begitu berbeda dengan samurai pria yang menempuh jalan pedang, dan memutuskan menjadi samurai sebagai jalan hidupnya. Onna Bugeisha belajar menggunakan senjata sebab desakan dan kebutuhan melindungi desa yang kekurangan prajurit dari kalangan pria.

Kala itu, penduduk desa di Jepang menolak menyewa prajurit bayaran saat pertempuran pecah. Sebagai gantinya, mereka mendidik anak gadis di desa agar cakap saat menghadapi pertempuran untuk melindungi desa dan keluarga.

Wanita-wanita tangguh ini mahir menggunakan anak panah, keiken, pedang dan seni olah pisau tantojutsu. Berbeda dengan samurai pada umumnya, Samurai Bugeisha juga dikenal tak kompromistis.

Salah satu tokoh Onna Bugeisha nan terkemuka, Nakano Takeko dikenal memimpin pasukan pemberontakan terhadap Tentara Kekaisaran Jepang pada abad ke-19.

Ada pula Tomoe Gozen yang hidup di akhir abad ke-12 dan berjuang dalam Pertempuran Awazu. (guideku.com)

Halaman :

#Sejarah

Index

Berita Lainnya

Index