Orang Rimba Ditolak Bank hingga Terpaksa Simpan Uang Rp 1,5 Miliar Dalam Tanah di Hutan

Orang Rimba Ditolak Bank hingga Terpaksa Simpan Uang Rp 1,5 Miliar Dalam Tanah di Hutan
Orang Rimba saat sedang menetap di sudong yang berada di area hutan tanaman industri mengalami tekanan ekonomi yang sulit karena tidak adanya persedia

Setelah hutan dibabat

Manajer Komunikasi KKI Warsi, Sukma Reni menuturkan, orang rimba yang tinggal di dalam hutan mempunyai kehidupan ekonomi cukup bahkan boleh dibilang kaya" dalam artian terpenuhi semua kebutuhan hidupnya. 

Pengertian kaya di orang rimba jauh berbeda dengan kaya untuk orang luar. 

Bagi orang rimba, kaya itu dengan terpenuhinya kebutuhan mereka, tersedia bahan pangan, dan jika membutuhkan bisa mengambilnya dengan mudah. 

Dengan semakin menyempitnya hutan, membuat orang rimba menjadi terpinggirkan. 

Mereka terpaksa hidup "menumpang" dalam perkebunan sawit maupun hutan tanaman industri (HTI).

“Mereka tidak punya sumber daya yang bisa diakses dengan bebas. kebutuhan mereka tidak tersedia. ini yang paling memprihatinkan,” kata Reni. 

Atas kesulitan orang rimba, Warsi melakukan advokasi dan pendampingan agar bisa hidup sesuai dengan adat budaya dan keinginan mereka atas masa depan. 

Bagi mereka yang menetap di hutan, diberikan penguatan pengembangan ekonomi. 

Contohnya pelatihan kecakapan hidup seperti produksi kerajinan tangan, sablon baju, dan budidaya jernang. 

Reni mencontohkan Kelompok Gentar di Sako Nini Tuo, Desa Sungai Jernih Kecamatan, Muara Tabir Tebo, Kabupaten Teb, yang hidup dengan adat dan budaya mereka. 

Gentar juga mulai melakukan budidaya jernang di dalam kawasan hutan TNBD. 

Pendidikan yang dilakukan Warsi adalah pendidikan alternatif untuk membebaskan orang rimba dari buta aksara sehingga mereka bebas dari perlakukan tidak adil. 

Kalau untuk pendidikan yang berjenjang karir, Warsi menjembatani orang rimba untuk sekolah formal. 

Apakah ada orang rimba yang berhasil dengan sekolahnya sehingga bisa bekerja di instansi pemerintah? Jawabannya ada. Contohnya Budi yang jadi anggota TNI, lalu ada Besudut yang bekerja di kantor Kecamatan Tabir. 

orang rimba juga telah membentuk kelompok usaha rumahan, berupa kerajinan tangan dengan produk sebalik sumpah, tikar dari pelepah sawit, ambung dari rotan, dan kaus hasil sablon mereka sendiri. 

Meskipun sudah membentuk kelompok UMKM, orang rimba belum mendapat kucuran dana hibah yang dijanjikan pemerintah. 

Dari 12 juta penerima dari UMKM yang tidak memenuhi persyaratan bank atau bankable, kelompok orang rimba tidak termasuk di dalamnya. 

“Kami berharap ada bantuan dari pemerintah kepada UMKM rintisan di kalangan orang rimba,” terang Reni. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index